Kalimat tersebut sering muncul sewaktu guru memberi bahan étude atau study atau latihan (sulit untuk menemukan kata dalam bahasa Indonesia yang cocok sehingga menggunakan kata asalnya, étude) yang pada umumnya berasal dari karya Czerny. Mengapa? Berlatih Czerny sungguh membosankan. Tidak ada bagian yang melodis, yang ada hanya repetisi dengan banyak sekuen. Setelah berlatih dengan susah payah, étude tersebut tidak pernah dipentaskan dan hanya semata-mata dipentaskan di ruang latihan atau kamar praktek. Selain itu, yang dengar hanya guru (kadang disertai kritikan pedas) dan jika beruntung, beberapa teman sesama murid piano juga ikut mendengarkan. Makanya, jadi malas untuk berlatih Czerny. Etude yang menarik untuk dilatih dan dipentaskan adalah étude-nya Liszt, Chopin, dan Debussy. Namun untuk mempelajari etude- etude tersebut butuh ketrampilan yang tinggi dan jika memohon guru untuk mempelajari étude- étude tersebut maka guru akan memberikan latihan persiapan yang lagi lagi diambil dari Czerny.
Jadi, siapakah Czerny itu? Czerny, yang bernama lengkap Carl Czerny (kadang juga ditulis Karl) lahir tanggal 21 Februari 1791 di Wina, Austria dari sebuah keluarga musisi keturunan Ceko. Kakeknya seorang violis dan ayahnya, Wenzel Czerny, seorang oboist, organis, dan pianis yang juga menjadi guru piano pertama Czerny. Beethoven tertarik menjadikannya murid setelah melihat Czerny, yang waktu itu berumur 10 tahun, memainkan Sonata Pathetique. Selain berguru selama 3 tahun pada Beethoven , Czerny berguru pada Johann Nepomuk Hummel dan Antonio Salieri. Beliau juga mengikuti kursus yang diadakan oleh Muzio Clementi di Paris, Wina, St. Petersburg, Berlin, Praha, Roma dan Milan.
Karirnya sebagai pianis bermula pada usia 9 tahun dengan membawakan Piano Concerto in c minor nomor 24 karya Mozart. Dia juga yang membawakan Piano Concerto nomor 5 karya Beethoven untuk pertama kalinya. Namun karirnya yang paling sukses adalah sebagai guru piano. Beliau mendasarkan pelajaran piaononya pada metode Beethoven dan Clementi. Banyak komponis besar yang pernah berguru padanya, antara lain Sigismond Thalberg, Stephen Heller, Alfred Jaëll, Theodor Leschetizky, Theodor Kullak, Theodor Döhler, dan yang paling terkenal sebagai virtuos piano adalah Franz Liszt.
Hal itulah yang membuat Czerny lebih dikenal sebagai guru piano. Beliau menulis banyak sekali étude untuk piano antara lain The School of Velocity Op. 299 dan The Art of Finger Dexterity Op. 740. Czerny pula yang pertama kali menggunakan étude untuk karyanya. Meski menulis banyak étude, namun Czerny juga banyak menulis karya lain seperti symphony, misa dan requiem, konserto, sonata, dan kwartet gesek, namun jarang sekali dipentaskan untuk masa sekarang. Karya yang banyak dimainkan adalah étude- étude-nya. Itu pun hanya di kamar praktek. Meski pun demikian, banyak pianis ternama lahir berkat étude- étude-nya.
Czerny tidak pernah menikah, sehingga pada saat wafatnya tanggal 15 Juli 1857, beliau mewariskan seluruh hartanya untuk membantu sahabatnya.
Salah satu murid Czerny yang sangat terkenal, baik sebagai komponis maupun sebagai seorang virtuos piano, adalah Franz Liszt dan Liszt seumur hidupnya hanya berguru pada Czerny. Lizst pada bulan-bulan pertama belajar piano, Czerny hanya mengajarkan tangga-nada dan étude.
Maukah menjadi pianis yang virtuoso seperti Liszt?”
Jika ya, rajinlah berlatih Czerny.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Piano Sheet Meraih Bintang Lagu Tema Asian Games
Lagu ini menggunakan tangga-nada C minor namun agar mudah dipelajari, partitur ini ditulis dalam tangga-nada natural. Partitur dalam ta...
-
Arransemen lagu Ibu Kita Kartini diusahakan sesederhana dan semudah mungkin. Lagu ini terdiri atas dua bagian yaitu bagian A yang diulang du...
-
Dewasa ini berbagai ragam ukuran piano yang beredar di pasaran. Secara tradisional, beragam piano tersebut dapat dikategorikan menjadi dua j...
-
Berapa lamakah waktu yang paling ideal dalam berlatih piano? 30 menit? 1 jam? 2 jam? 5 jam? Durasi latihan dapat dibagi ke dalam 3 kategori ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar